Lelaki: Tak Punya Malu, Miskin Iman Pula...

Dalam sebuah diskusi tentang fenomena maraknya pelecehan seksual yang dialami oleh perempuan, aku merasa tersengat oleh argumentasi yang di bangun oleh seorang pembicara perempuan yang tak perlu kusebutkan namanya.

Menurutku, dia begitu serampangan melemparkan segala persoalan kepada kaum lelaki. Bahwa perempuan selalu menjadi korban dan lelaki memang selalu berotak bejad.


“Para lelaki yang melakukan pelecehan seksual itu, bukan cuma tidak punya malu, tapi miskin iman!” ujarnya sambil membetulkan jilbab mininya. Aku terhenyak mendengar pernyataan itu. Tapi aku memilih diam dan membiarkan dia memaparkan segepok argumen yang sepertinya begitu sistematis.

Lanjutnya, “mereka itu sudah diracuni oleh ideologi patriarkhi yang akut. Lihat saja ketika kasus perkosaan meningkat, bukannya menangkap dan mengadili para pelaku, malah menyerukan agar para perempuan jangan pakai rok mini!”
Dia seperti ngos-ngosan saking bersemangatnya mengajukan argumen.

Eh, ternyata dia belum puas. Setelah menyeruput kopi yang terhidang di hadapannya, dia melanjutkan, “Apa hubungannya rok mini yang dipakai para perempuan dengan pemerkosaan? Lelaki saja yang otaknya ngeres, ini kan gejala karena rendahnya iman.”

Merasa bahwa ini sudah tidak bisa ditolelir lagi, aku mengacungkan tangan mengajukan pertanyaan, “Tahu dari mana kalau ini adalah karena para lelaki miskin iman? Sudah dua kali anda menyinggung masalah iman loh.”

Perempuan itu langsung memburuku dengan argumen, “Bagaimana mau disebut beriman kalau tak bisa menahan nafsu? Sangat jelas Tuhan berkata,
Katakanlah kepada pria yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya
Aku cuma manggut-manggut mendengar dia mengutip Al Qur’an Surah An Nur ayat 30. Dia kemudian melanjutkan, “Kenyataannya mereka tidak mampu menundukkan pandangan. Kalau lihat paha mulus, matanya langsung melotot dan gonadnya langsung naik. Mereka juga terbukti tak dapat menjaga kehormatan, buktinya mereka memperkosa!”

Wow, argumennya begitu telak menohok kelelakianku. Tapi aku berusaha untuk kembali bersabar, aku mengurut dada agar tak terbawa emosi yang tak terkontrol. Dalah hati aku berguman, wah faham aga juga perempuan ini rupanya, baiklah....

“Jadi tuduhan bahwa para lelaki sekarang miskin iman itu tegas dari Tuhan Ya?” Tanyaku dengan nada merendah.
“Iya, betul sekali. Allah sendiri yang berkata begitu di dalam Al Qur’an”, terdengar nada kepuasan dari bicaranya.
“Berarti, selayaknya kita mengikuti ajaran yang telah digariskan oleh Tuhan dalam hal ini?” Tanya saya lagi.
“Memang harus begitu, aturan mana lagi yang lebih baik dari aturan Tuhan?” Ujarnya lagi penuh semangat.
“Berarti kaum lelaki harus menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan berdasarkan Surah An Nur ayat 30?” Tanyaku penuh selidik.
“Seharusnya begitu bila ingin dikatakan beriman!” Tegasnya.
“Bagaimana dengan Surah An Nur ayat 31? Apakah itu juga berlaku?” Tanyaku lagi.
“Tentu harus berlaku, itu kan ayat Tuhan. Memangnya ayat itu tentang apa?” Balik dia yang bertanya.

“Sama dengan isi Surah An Nur ayat 30 tapi Surah An Nur ayat 31 di tujukan kepada perempuan,
Katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya
“Oh....” dia hanya berguman pelan.
Wah ada kesempatan ‘menyerang’ balik nih, gumanku dalam hati. Serta merta aku berondong dia dengan pernyataan beruntun.

“Lelaki memang diperintahkan untuk menundukkan pandangan, tetapi perempuan juga diminta untuk menjaga kemaluan. Begitupun sebaliknya, perempuan diminta menundukkan pandangan, para lelaki menjaga kemaluannya.”

Begitu kalimatku selesai, dia seperti kehabisan argumen.
“Jadi kalau bisa, seharusnya ada kerjasama yang apik diantara kedua jenis kelamin ini, jangan saling melecehkan dan saling menyalahkan. Toh, para lelaki bisa tergoda juga karena ada godaan kok. Seandainya tidak ada godaan lalu mereka tergoda, itu baru namanya ngeres...” ujarku.

“Wah bro, pemaparan kamu mantap, tapi sayang kamu sampaikan ketika peserta sudah pada pulang. Ayo bangun....” ujar temanku yang membangunkan. Aku tertidur dan bermimpi rupanya....

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama