Aku Tahu Ini Salah

Kamar Kost Tiara
Maaf, aku tak bisa hadir dalam pelukmu malam ini, aku begitu capek, aku ingin didekap oleh impianku.
Tubuh cekingnya itu dihempaskan ke atas pembaringan dan segera gumannya tergantikan oleh dengkurnya yang begitu halus dan teratur.
* * *

Rumah Kontrakan Bagas
“Gerah sekali siang ini ya?” Ujarnya sambil melepas kancing kemejanya satu persatu. Pada dada bidangnya yang berbulu dapat terlihat butiran-butiran keringat yang mengembun.
“Iya sih, mungkin ini pengaruh pemanasan global, sebel deh...!” Ungkap si ceking tak lupa mencibirkan bibirnya.
“Lagi ngapain sih Ra? Kok serius amat di depan komputer gitu.”
“Biasalah..., lagi ada inspirasi, aku bikin puisi.” Ucapnya kenes.
“He, istirahat dikit dong Ra, entar tubuh cekingmu makin kering disedot radiasi monitor.” Tanpa mengalihkan pandangannya,
“He... he... he... sejak kapan kamu perhatian gitu?”
“Eh... Gas, kalau kamu pengen perhatian kamu produktif, sono siapin es teh deh!”
“Enak aja, emang aku pembokat kamu...!?” Sambil menonjok kearah Tiara.
Yang ditonjok berkelit manja.

Bagas beranjak ke dapur, suara langkahnya lamat-lamat ditingkahi irama tekanan jemari Tiara diatas tuts pada keyboard di hadapannya.
Adakah masa begitu kejam
Semena-mena memenjara rasa
Ataukah rasa begitu haram
Serta-merta terpenjara norma
Aku rindu masa yang tak kejam
Rasa yang tak haram
Norma yang tak memenjara

“Melankolis banget puisi kamu Ra,” Sambil menyodorkan gelas,
“Nih es tehnya.”
“Makasih......” Sambil menyambut gelas dari Bagas.
Tiara menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi.
“Mungkin malah terkesan klise tapi inilah yang kurasakan.”
* * *

Kamar Kost Tiara
Maaf, aku tak bisa hadir dalam pelukmu malam ini, aku begitu capek, aku ingin didekap oleh impianku.
Tubuh cekingnya itu dihempaskan keatas pembaringan dan segera gumannya tergantikan oleh dengkurnya yang begitu halus dan teratur.
* * *

Tepian Danau Kampus Unhas
“Gas..., boleh aku bertanya padamu?” Suara Tiara pelan, terdengar agak ragu.
“Ya, ada apa?”
“Kok serius amat sih?” Bagas menutup majalah fashion yang sedang dibacanya.
“Tapi jangan marah ya?”
“Iya, iya, ada apa sih Ra?” Bagas kebingungan melihat tingkahlaku Tiara.
“Gini Bas... eng... eng... aduh... “
Tiara kesulitan menemukan kata yang tepat, seperti tertekan sekali.

“Kenapa kamu mau berteman denganku.”
“Kok kamu nanya kayak gitu Ra?” Bagas balas bertanya.
“Ya, soalnya aku kan tidak level banget ama kamu.”
“Maksudnya!?” Bagas makin tak mengerti.
“Maksudnya ya... , kita beda jauh... ”
“Beda gimana?”
“Lihat aja, aku kere gini, kamu orangnya tajir.”
“Bodi kamu oke, aku... kurus kering begini.”
“Apa yang bisa dibanggain?”
“Ha... ha... ha... Tiara... Tiara... “ Bagas terbahak, matanya sampai berair karena ketawa, lanjutnya,
“Justru itu, aku suka kamu, kamu tuh... kamu tuh... pas untuk buat... sop kikil... ha... ha... ha... “
Bagas berlari menjauh sambil tertawa...
* * *

Kamar Kost Tiara
Maaf, aku tak bisa hadir dalam pelukmu malam ini, aku begitu capek, aku ingin didekap oleh impianku.
Tubuh cekingnya itu dihempaskan keatas pembaringan dan segera gumannya tergantikan oleh dengkurnya yang begitu halus dan teratur.
* * *

Rumah Kontrakan Bagas
Tiara, kamu mau maafin aku kan?
Aku nggak tahu, sejak kapan aku seperti ini, yang jelas aku tuh cintrong banget ama kamu. Aku tahu ini salah.
Tapi apa peduliku, yang penting kamu tidak benci aku, itu udah cukup Ra.....
* * *

Kamar Kost Tiara
Maaf, aku tak bisa hadir dalam pelukmu malam ini, aku begitu capek, aku ingin didekap oleh impianku.
Tubuh cekingnya itu dihempaskan keatas pembaringan dan segera gumannya tergantikan oleh dengkurnya yang begitu halus dan teratur.
* * *

Rumah Kontrakan Bagas
Ra, kenapa kamu nggak nginap di sini malam ini, rasanya udah dua minggu kamu nggak nginap disini.
Apa aku salah Ra?

Aku kan nggak pernah bertindak kasar ama kamu.
Please deh Ra, jangan buat aku tersiksa begini.
Kamu udah benci aku ya Ra?

Rasa-rasanya aku nggak pernah perlakuin kamu nggak normal, aku kan cuma memelukmu, sekalipun sebenarnya aku pengen banget mencumbu dan melumat bibirmu, tapi itu nggak kulakukan, aku nggak mau kau membenciku karena itu Ra.....
* * *

Kamar Kost Tiara
Maaf, aku tidak bisa hadir dalam pelukmu malam ini, entahlah aku merasa aneh dengan diriku Gas, aku suka caramu menatapku, pelukmu malam itu terasa lain.
Aku tidak tahu apa kau juga merasakannya, yang jelas aku suka rasa itu, begitu asing...

Aku begitu rindu pelukmu Gas, tapi aku merasa aneh, rasa itu membuatku takut menemuimu.

Aku tak berani menceritakan hal ini padamu.
Biarlah rasa itu kupendam sendiri.
Bagas, Aku capek memikirkan rasa asing itu.
* * *

Rumah Kontrakan Bagas
Tiara, aku tak bisa menempatkanmu hanya sebatas sebagai seorang sahabat.....
* * *

Kamar Kost Tiara
Maaf, aku tak bisa hadir dalam pelukmu malam ini, mugkin juga malam-malam berikutnya Gas, aku begitu capek, biarlah aku hanya didekap oleh kenangan, tentang pelukmu malam itu, dalam impianku.

Lelaki bertubuh ceking itu menghempaskan tubuhnya ke atas pembaringan dan segera gumannya tergantikan oleh dengkurnya yang begitu halus dan teratur

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama