Langit Terluka Oleh Do’a Yang Patah

langit mengerang menahan sakit
tangisnya pecah
air matanya membuncah memendam amarah
murka yang merah beraroma darah

sepasang tangan tengadah
suaranya parau memelas
sebilah belati yang tak sengaja tercipta
dari bait-bait puisinya
telah menikam langit tepat di jantung
bukan di lambung

“tak pernah kutikamkan belati, hanya do’a yang kurapal berkali-kali”
do’a dengan ujung yang meruncing
dan kata-kata yang bergerigi
menempa udara menjadi belati
belati beraroma mati

“tak pernah kutikamkan belati, hanya do’a dari lubuk hati”
do’a dengan rima yang berirama
dan pilihan kalimat bersajak
memilin rasa menjadi belati
belati beraroma puisi

langit begitu tak peduli
itu do’a, belati atau puisi
amarahnya menjelma badai
jantungnya terluka parah
oleh do’a yang patah



[10.09.2010] @Takalar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama