KNPI dan Masyarakat Literasi di Majene


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”
– Pramoedya Ananta Toer–
Sejarah telah membuktikan bahwa setiap peradaban besar selalu dibangun oleh masyarakat yang melek literasi. Tradisi literasi merupakan fondasi bagi lahirnya peradaban yang kukuh dan maju. Tanpa tradisi ini, maka sebuah masyarakat akan tergilas oleh sejarah dan tak menyisakan apa-apa untuk dikenang oleh generasi belakangan.


Istilah literasi mungkin memang masih terdengar asing di telinga masyarakat kita, tapi sejatinya, kalau memperhatikan substansinya, istilah literasi merupakan hal yang sudah mendarah-daging dalam keseharian kita. Istilah ‘literasi’ diambil dari bahasa Inggris, ‘literacy’ yang berarti the ability to read and write (kemampuan untuk membaca dan menulis).

Masyarakat kita --terutama yang diperkotaan, tentu sudah sangat familiar dengan tradisi ini. Apalagi dengan program pendidikan gratis yang sekarang menjadi trend pemerintahan daerah, maka akses pada kemampuan untuk membaca dan menulis bagi masyarakat menjadi lebih merata dan tidak lagi terbatas pada masyarakat perkotaan.

Untuk mendorong percepatan terbangunnya masyarakat literasi, maka peran-serta dari semua komponen masyarakat mutlak dibutuhkan. Akses terhadap literatur harus dibuka seluas-luasnya dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat sampai di pelosok.

Disamping itu, motivasi dan diseminasi kemampuan tehnis untuk mengemukakan gagasan dengan menulis juga menjadi hal diperlukan. Kemampuan literasi (membaca dan menulis) merupakan hak kunci untuk mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan.

Masyarakat seperti ini, pada gilirannya akan mendorong implementasi hak masyarakat untuk bersosialisasi, mengambil tindakan ekonomi untuk kesejahteraan, serta berpartisipasi secara politik dalam proses pembangunan yang sedang berlangsung.

Kesadaran bahwa literasi merupakan kunci peningkatan kapasitas seseorang yang akan berimplikasi luas secara sosial, ekonomi dan politik, menjadi inspirasi yang mendorong keterlibatan kaum muda dalam mewujudkan masyarakat literasi, sebagaimana yang dilakukan oleh DPD KNPI Kabupaten Majene.

Dengan menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Majene, DPD KNPI Kabupaten Majene melaksanakan Seminar Kepenulisan dan Pelatihan Jurnalistik yang berlangsung selama dua hari, 3 – 4 Oktober 2011 yang diikuti oleh sekira 100-an siswa SMU dan sederajat se-Kabupaten Majene.

Tujuan jangka pendek kegiatan ini menurut Ketua DPD KNPI Kabupaten Majene Surakhmat, adalah untuk memperkenalkan tradisi literasi, terutama tradisi menulis kepada kaum muda, sekaligus membidani lahirnya komunitas penulis muda sebagai cikal-bakal tumbuhnya masyarakat Literasi di Majene.

Sementara untuk jangka panjang, kegiatan ini akan berimplikasi pada terbangunnya cara berpikir kritis, meningkatnya kesejahteraan serta pengurangan angka kemiskinan, dan mendorong partisipasi aktif warga negara melalui kemampuan kepenulisan.

Peserta begitu antusias mengikuti pelatihan, baik terhadap motivasi menulis serta tehnik penulisan fiksi yang dipaparkan oleh Muhammad Kasman (Pembina Komunitas Pena Hijau Takalar), tehnik penulisan nonfiksi yang dijelaskan oleh Adi Arwan (Pimpinan Redaksi Koran Mandar), maupun manajemen media kepenulisan yang diampu oleh Muhammad Syukri (Ketua Bidang Litbang SDM Unit Penerbitan Kampus “Identitas” Universitas Hasanuddin).

Kegiatan ini tidak akan berhenti sampai disini, Muhammad Subhan, Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Majene menjelaskan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan menindaklanjuti hasil pelatihan ini dengan melaksanakan Lomba Keterampilan Siswa dalam bentuk Lomba Mading antar SMA dan Sederajat Se-kabupaten Majene.

Wah, sebuah ikhtiar yang patut mendapatkan acungan jempol dan dukungan dari semua pihak. DPD KNPI Kabupaten Majene telah membuktikan bahwa kaum muda memang pantas untuk menyandang gelar pembaharu dan penggerak perubahan.

Selamat, semoga DPD KNPI Kabupaten Majene dengan dukungan dari semua pihak berhasil menegakkan tonggak masyarakat literasi di Majene. Semoga pula usaha ini diikuti oleh DPD KNPI kabupaten/kota lain di seluruh penjuru tanah air.

3 Komentar

  1. Menarik sekali Anakku. Sesungguhnya "Literasi" ini sejak dulu telah dikenal pula pada masyarakat Makassar, dan dengan jasa mereka yang terlibat itulah sehingga ada dokumen yang dapat diwariskan kepada kita. Sebutlah "lontarak bilang" yang sesungguhnya adalah catatan harian, yang setelah dikaji mengandung banyak "ilmu". Betul yang Ananda nyatakan bahwa perlu digalakkan pembentukan masyarakat literasi itu. Saya pikir, peran dari Ananda semua yang muda, dengan dukungan kami yang tua ini sangat diperlukan sehingga pada akhirnya kelak ada warisan yang dapat kita teruskan kepada generasi selanjutnya dalam bentuk tulisan. Selamat, Anakku!

    BalasHapus
  2. Ayahanda Prof. Aminuddin Salle
    Insya Allah, kami yang muda ini tidak akan menyai-nyiakan apa yang telah ayahanda contohkan.... :)

    BalasHapus
  3. SAYA BARU BACA INI KAK, WAH SAYA TDK TAHU KALAU KITA TULIS KI TERIMAKSIH SUDAH PERNAH DIAJAK BELAJAR

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama