Bermain Hujan


Pernahkah kau menelisik, berapa jumlah bulir air yang bergulir di sela rambutmu saat kau bermain hujan di suatu sore?

Pernahkah kau mencoba menyingkap, butuh berapa butir hujan yang membasuh, untuk menguarkan aroma petrikor yang resi?

Lalu pernahkah kau bertanya pada relung hatimu yang terdalam, apa itu hujan? Apakah sebatas tumpahan rinai-rinai air yang letih menghiasi angkasa?

Aku percaya, hujan adalah bahasa langit, cara ia mengungkapkan hasrat pada bumi, kekasih abadinya. 

Tengoklah, bila bumi tersakiti dengan tingkah lancung atas bentala, maka hujan adalah cara langit menghukum para perusak.

Kala buana riuh dengan sukacita, maka hujan adalah mantra yang digemakan bimantara untuk meruwat kehidupan, merawat benih dan embrio, serta menyuburkan tetumbuhan.

Namun yang pasti, bagi mereka yang berhati rawan, hujan adalah tirai paling efektif menyembunyikan air mata dan kesedihan.

Mungkin demikianlah alasannya, mengapa hujan menjadi begitu sendu bagi para pengolah kata.

Entah, apa makna hujan bagi ikan-ikan ini. Kegirangan menyambut pendaran nan hayati, atau upaya menyamarkan kepedihan dan kerinduan pada habitatnya yang asali.

Saunk Coffee and Resto Makassar, 09.10.2022

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama