Menghadapi Kehilangan

kadang kita merasa bahwa kita berani menghadapi apapun. tapi nyatanya tidak ada satupun orang yang benar-benar berani menghadapi kenyataan bahwa dia kehilangan. kehilangan apapun itu! baik kehilangan barang-barang berharga atau kehilangan kesempatan dalam hidup.
tapi meskipun begitu, memang banyak manusia yang bersifat munafik dan enggan memperlihatkan bahwa dia sakit akibat kehilangan. mereka berpurapura tegar dan kuat, tak ada iar mata yang menetes, tak ada mendung yang menggantung dipelupuk, senyum tetap tersungging, dan tawa tetap tergerai.

apasih sulitnya mengakui bahwa kita memang sakit? apakah harga diri kita akan berkurang atau malah hilang karena kita menangis dan tersedu? nyatanya semua orang mengalami sedih karena kehilangan. lalu buat apa kita mempraktekkan munafik berjama’ah?

sudah saatnya kita berani menghadapi kenyataan dengan kejujuran pada diri sendiri bahwa kehilangan adalah sesuatu yang lumrah dan tak perlu ditakuti. sedih karena kehilangan bukan berarti kita takut melainkan menunjukkan bahwa kita tetap manusia yang masih punya rasa.

toh pada akhirnya keberaaan kita sebagai manusia akan berakhir ditangan kehilangan. kita akan berhenti sebagai manusia saat kita kehilangan kehidupan, alias MATI. tidaklah layak kita menerima kehilangan itu dengan kepurapuraan dan kemunafikan. apa kehilangan kehidupan dapat kita hadapi dengan berpurapura tetap sebagai manusia yang hidup?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama