http://satelitnews.co |
[18.11.2013] Pekan kemarin, dua orang yang digadang-gadang sebagai
calon presiden pada tahun 2014 mendatang, berkunjung ke Takalar. Mereka adalah
Prof. Dr. Mahfud MD, dan Prof. Anies Baswedan, Ph.D.
Secara pragmatis, mungkin orang-orang akan melihat
bahwa kedatangan kedua tokoh nasional ini ke Takalar adalah sebentuk upaya
sosialisasi diri untuk meningkatkan potensi elektabilitas, itu ada benarnya.
Tapi alangkah ruginya kita, bila hanya memaknai
kedatangan tokoh tersebut tak lebih dari sekedar itu. Sebab ada begitu banyak
pelajaran, makna positif dan kesadaran produktif yang bisa dipetik dari mereka
berdua.
*
* *
Mahfud MD yang datang untuk memberikan orasi
kebangsaan pada pelantikan Pimpinan Majelis Daerah KAHMI Kabupaten Takalar,
juga menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Karaeng Galesong,
Takalar.
Pada tahun 2012 silam, Mahfud MD mendapatkan gelar
kehormatan, Karaeng Tojeng. Kedatangan Mahfud MD, mengingatkan kita pada
prinsip ‘katojengang’, prinsip kesungguhan, ketegasan, kejujuran dan
keberanian.
Bukan hanya karena gelar karaeng yang disandangnya
secara formal, melainkan, Mahfud MD telah memberikan keteladanan sikap bagaimana
mengimplementasikan prinsip katojengang itu dalam kehidupan
kesehariannya.
*
* *
Sementara itu, Anies Baswedan menyambangi Takalar
untuk menjadi pembicara pada seminar nasional Ikatan Guru Indonesia (IGI)
Kabupaten Takalar, bersama Bupati Takalar, Dr. H. Burhanuddin Baharuddin, M.Si.
Kedatangan Anies menyentil kesadaran dan menyegarkan
ingatan kita, bahwa kekayaan terbesar kita adalah manusia, dan untuk
memperbaiki kualitas manusia, pendidikan adalah kunci utamanya.
Untuk melahirkan pendidikan yang berkualitas, maka
sosok guru adalah pihak yang paling berperan. Bagi Anies, seorang guru
seharusnya menjadi sosok yang menginspirasi, bukan hanya mengajar dan mendidik.
Kedatangan penggagas gerakan Indonesia Mengajar ke
Takalar, juga menegaskan bahwa tak lagi cukup memperbaiki keadaan dengan urun
angan dan memberi sumbang saran. Saatnya turun tangan dan berbuat sesuatu yang
bermakna.
*
* *
Kedatangan kedua tokoh ini, selayaknya tidak hanya
dipandang sebagai kedatangan dua orang tokoh politik yang butuh dukungan.
Kedatangan mereka adalah sebuah silaturahmi antar saudara untuk saling
mengingatkan dan berbagi keteladanan.
Mereka mengingatkan kita bahwa hidup hanya sekali.
Karena itu, mari mengisi hidup dengan tindakan yang bermakna, tindakan yang
penuh katojengang, bukan hidup yang diisi dengan tumpukan
kepura-puran dan citra palsu.
Mereka juga mengingatkan kita bahwa hidup adalah
pilihan. Maka mari memilih untuk mengisi hidup dengan tindakan yang
menginspirasi, menggerakkan kebaikan dengan uswah, keteladanan dan
bukan sekedar berpangku tangan.