[20.06.2012] 20 Juni,
31 tahun yang lalu, kau terlahir ke dunia. Menurut cerita dari mama, kau
terlahir di sebuah rumah makan di pinggiran kota Takalar ketika mobil angkutan antar
kota yang di tumpangi mama mampir untuk makan dan melepas lelah. Saat itu, mama
dalam perjalanan dari Sinjai menuju Takalar, perjalanan untuk melahirkanmu di tanah
leluhur, butta panrannuangku,
Takalar.
Perjalanan
mama belum tiba di tempat tujuan, namun kau sudah berhajat untuk segera
memasuki dunia barumu. Semua bergembira menyambut kehadiranmu. Sopir mobil
berharap kau menghirup udara pertama kali dalam mobilnya, empunya warung
menghendaki kau menjejak bumi pertama kali di kedainya. Dan rupanya, dia yang
menang, kau terlahir di warungnya.
Mungkin
ini pula yang menyebabkan kau begitu suka bereksperimen dalam hal masak
memasak. Semesta pertama yang menyambut kelahiranmu adalah semesta makanan.
Tapi itu perkiraanku saja, bukan sesuatu yang bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, toh mereka yang terlahir di rumah sakit pun, tidak semuanya terobsesi
dengan obat-obatan.
Kembali
ke hari ini, 20 Juni 2012. Ini berarti sudah 31 tahun kau menjalani hidup dalam
dunia ini. Ini juga berarti bahwa hari ini adalah ulang tahunmu yang ke-31. Aku
menulis ini bukan karena latah bahwa ulang tahun harus dirayakan sebagaimana
tradisi yang diwariskan oleh para Kaisar Romawi. Sekali lagi, bukan karena itu!
Aku
menulis ini sebagai pengingat bagi dirimu, pun bagi diriku. Bahwa kita tak lagi
muda, bahwa usia kian menjelang senja, bahwa selayaknya kita mengurangi waktu
berleha. Sebab tak ada yang pantas dipestakan untuk sebuah waktu yang terus
beranjak menjauh. Waktu, selayaknya menjadi pengingat untuk saling menasehati
atas kebenaran dan kesabaran.
Aku
yakin, di hari ulang tahunmu ini, kau tak perlu ada kado dan tiupan lilin. Kau
tak percaya dengan keyakinan bodoh yang menyatakan bahwa mereka yang ulang
tahun dikelilingi oleh roh jahat bukan? Tapi untuk urusan didoakan, tenang
saja, aku selalu mendoakanmu, dan bukan hanya di hari ulang tahunmu.
Tapi
sebatas doa ya, tak akan ada kue bundar yang penuh krim dan coklat. Sebab
kutahu, ulang tahunmu bukanlah peringatan
kelahiran si dewa bulan Artemis, dewa yang kepadanya bangsa Yunani selalu mempersembahkan
kue bundar serupa bulan yang berhias lilin agar bersinar terang seperti purnama.
Semoga kau tak menganggapku sebagai suami yang kikir, sebab
sudah empat tahun kebersamaan kita sebagai sepasang suami-istri, sudah empat
kali pula ulang tahunmu berlalu, dan aku hanya melantunkan doa untukmu, itupun
doa di dalam hati. Tak pernah ada niat sedikitpun untuk memberimu kejutan di
hari ini.
Oh ya, melalui catatan ringkas ini, aku juga
ingin mengingatkanmu pada Isa as. salah seorang kekasih Allah yang lain. Ketika
masyarakatnya bertanya tentang kelahirannya yang tanpa bapak kepada ibundanya,
Maryam as., Isa as. mengatakan
ÙˆَالسَّÙ„َامُ عَÙ„َÙŠَّ
ÙŠَÙˆْÙ…َ
ÙˆُÙ„ِدتُّ
ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ
Ø£َÙ…ُوتُ
ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ
Ø£ُبْعَØ«ُ
ØَÙŠًّا
Berdoalah, berdoalah di hari ulang tahunmu ini,
berdoalah sebagaimana doa Isa as. untuk dirinya kepada Allah swt. Jangan pernah
lupa bahwa kelahiran, kematian, dan kebangkitan kembali setelah mati, semua
berjalan atas kehendakNya. Maka haraplah keselamatan dan kesejahteraan dariNya
pada momentum hidup itu.
[Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari
aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup
kembali]. Doa ini diabadikan oleh Allah swt.
dalam Al Qur’an surah maryam [19] ayat 33.
Kau tahu? Dalam Al Qur’an, selain mereka yang ulang tahun yang mendoakan dirinya, Allah swt. juga telah memberikan contoh dengan mengirimkan doa keselamatan untuk salah seorang utusannya, Yahya as. Dalam surah Maryam [19] ayat 15, Allah swt. mengatakan,
ÙˆَسَÙ„َامٌ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙŠَÙˆْÙ…َ ÙˆُÙ„ِدَ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ ÙŠَÙ…ُوتُ ÙˆَÙŠَÙˆْÙ…َ ÙŠُبْعَØ«ُ ØَÙŠًّا
[Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali]. Bukankan itu sebuah doa yang sangat indah?
Do’a itu pula yang aku lantunkan untukmu hari ini, “Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan
atas diri Sitti Wahyuni Hafid pada hari diadilahirkan, dan pada hari dia meninggal nanti dan
pada hari dia dibangkitkan hidup kembali”. Tak ada hadiah yang paling hadiah
bagi seorang yang berulang tahun seperti dirimu kecuali doa ini.
[Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali]. Bukankan itu sebuah doa yang sangat indah?
Tags:
Istri
Subhanallah....mantap kanda....
BalasHapusya mantaplah, saya yang nulis. hehehehehe.......
BalasHapusdoanya bagus banget dan lugas banget. keren.
BalasHapus