Mataku Rindu Pada Rahasia Matamu

[06.07.2012] Subuh ini aku rindu dengan matamu. Subuh berhias rerintik hujan dinihari yang perlahan merangkak turun, merayap menggerayangi hati. Rinduku pada matamu kian menusuk kalbu, rindu pada mata yang saban hari hadir dalam persinggungan hidup yang kita lalui bersama.

Kerinduan ini mungkin karena twet dari Daeng Rusle yang aku baca tadi subuh di @dgrusle. --Matamu adalah jalan pulang. Lentiknya seperti lambai lenganmu beraroma rindu. "Pulanglah..."--

Bulu matamu biasa saja, tak lentik. Bentuk matamu juga tak bulat ataupun sipit, sederhana saja. Aku selalu menemukan telaga di sana, telaga tempat kau meredam gejolak amarah, juga geletar bahagia.

Telagatempat kau memendam segala rasa, baik itu suka, begitu pun duka. Tapi anehnya, aku selalu menemukan rahasia di sana. Mungkin itu yang membuatku selalu penasaran. Ya penasaran yang sangat.

Rahasia yang selalu mengintipku dari pupil matamu yang mengembang ketika kau tersenyum itu, seakan mengajakku tamasya panjang menyusuri beban hidup yang tak pernah berhasil kita atasi.

“Beban hidup bukan untuk diatasi, tapi diajak berdamai,” demikian katamu padaku di sebuah subuh yang berhujan. Mungkin kau telah banyak belajar dari rahasia di matamu itu? Entahlah, kau hanya selalu tersenyum bila hal ini kutanyakan.

Atau jangan-jangan, kerinduanku pada matamu pagi ini, bukanlah kerinduan dari hatiku, melainkan dari mataku. Ya, dari mataku. Mataku telah jatuh cinta pula pada matamu, seperti aku yang telah mengikat diri dengan kesetiaan padamu.

Aku yakin, mataku telah menemukan sesuatu yang pantas untuk dicintainya pada matamu. Tapi aku juga belum tahu itu apa. Ketika aku mencoba menengok dalam matamu, lagi-lagi hanya rahasia itu yang menjenguk keluar.

Pagi ini, aku --lebih tepatnya mataku, dibekap rindu yang intim pada matamu. Apakah telah terbangun persekutuan rahasia di antara mereka berdua, dan kita abai dari memperhatikan itu?

Dengan jarak yang terentang di antara kita, sudilah kiranya kau kirimkan matamu dalam sebaris kalimat seumpama tatap, agar terpuaskan hasratku, dan terimpaskan rinduku yang menggapai-gapai.

Kulewati kerinduan pagi ini dengan menikmatik suara ciamik Lionel Richie yang melantunkan 'Endless Love' feat Shania Twain, "And your eyes, your eyes, your eyes / They tell me how much you care / Oh yes, you will always be / My endless love"

6 Komentar

  1. lagunya keren tuh yang di para terakhir. pas banget.

    BalasHapus
  2. dengan mata bisa lihat kecantikan dari dalam..*bacotan gue aje*

    BalasHapus
  3. >>Zachflazz, yup, nyangkut di hati. hehehehe...

    >>Agus, ehem...

    BalasHapus
  4. sudah siang mas, apakah sekarang sudah makan?

    BalasHapus
  5. mata yang paling indah.. hanya matamu.. :D

    *titiDJ-matamu

    BalasHapus
  6. A Vip, terima kasih telah berkunjung...

    Affan, mata itu aku kenal :D

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama