[02.01.2014] Dalam hidup kita sebagai seorang manusia,
maka kondisi yang paling melegakan adalah ketika hubungan kita dengan orang
lain terbangun dengan harmonis dan penuh perhatian. Bila kondisi harmonis ini
tidak tercipta, kita akan merasa dunia ini begitu sempit dan menjepit.
Namunpun demikian, tentu kondisi harmonis ini tidak
mungkin terbina seterusnya dan selamanya, pastilah ada riak yang terjadi.
Disharmonitas bisa muncul karena berbagai macam sebab, mulai dari hal sepele
sampai pada persoalan hidup-mati seseorang.
Sebenarnya, kalau kita mau jujur, kondisi disharmonitas
bisa dengan mudah diselesaikan dan menjadi sederhana. Hal ini bisa terjadi bila
setiap pihak yang terlibat dalam sebuah komunitas memiliki niat baik untuk
menjaga harmonitas yang terjalin.
Hambatan yang paling besar untuk terjalinnya hubungan
baik, biasanya hanyalah hal-hal sepele belaka. Tapi, hal itu akan menjadi
hambatan yang berarti bila itu sudah di kait-kaitkan dengan eksistensi dan
harga diri seorang manuia. Bila kondisi ini terwujud, maka biasanya ego setiap
inidividu menguat dan saling menafikan.
Dalam kondisi ini, seseorang akan cendrung mempersalahkan
orang lain dan menganggap bahwa orang lainlah yang salah. Ya mungkin memang
kitalah yang benar, namun bila kita semua tetap bertahan pada pendirian
masing-masing, Tentunya semua pihak akan dirugikan, tidak peduli dia pihak yang
salah ataukah benar.
Tags:
Refleksi