Dari Ishtar ke Equinox


[28.03.2016] Aku menulis ini di minggu siang ketika kalender yang kupunyai telah kulingkari dengan spidol mereh dengan keterangan bahwa pada hari ini merupakan hari perayaan paskah, sebab dua hari sebelumnya, jumat, umat Kristiani menggelar perayaan Jumat Agung.

Kata Paskah sendiri diasumsikan berakar pada sebuah kata dalam bahasa Inggris Easter. Easter ini merujuk pada nama dewi musim semi suku kuno Anglo Saxon (Inggris), Eostre –juga sering disebut Ostara. Juga ke sebuah nama yang lebih tua, Ishtar.

Aku mengenal nama Ishtar, pertama kali dari sastrawan Lebanon yang demikian tenar, Gibran Kahlil Gibran. Dalam salah satu puisinya –Pandangan Pertama, Gibran menulis sebuah kalimat,
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar; dewi cinta, dari suatu tempat yang tinggi.

Kata Ishtar membuatku penasaran dan mencoba mencari tahu, siapa gerangan dianya, yang didaku oleh Gibran –penyair dengan gelar Sang Nabi, sebagai dewi cinta. Pendakuan Gibran didasarkan pada mitologi Babilonia.

Dalam mitologi, selain sebagai dewi cinta, Ishtar juga dikenal sebagai dewi perang, kesuburan dan hubungan seksual. Citra seksualitas dan kesuburan, telah membuat dirinya dipuja melalui proses pelacuran religius, seperti yang dipraktikkan di kota para pelacur suci, kota kuno Sumeria, Uruk.

Ishtar juga diposisikan sebagai dewi perwujudan planet Venus, planet kembaran bumi yang pada zaman dahulu sering disalahpahami sebagai dua planet berbeda dengan wujud sama: bintang pagi (Eosphorus) dan bintang malam (Hesperus).

Perayaan paskah atau penghormatan pada Ishtar sebagai dewi musim semi, dilakukan pada The Vernal Equinox atau Titik Musim Semi Matahari. Perayaan ini adalah kebangkitan alam setelah musim dingin, dan munculnya kembali matahari pada musm semi.

Maka jangan heran, dalam perayaan paskah, kelinci dan telur menjadi ornamen paling dominan, sebab kelinci melambangkan kesuburan, sedangkan telur yang diwarnai adalah simbol matahari yang bersinar cerah.

Soal telur di Paskah, ada pula beragam alasan. Ada yang mendaku bahwa itu merupakan lambang kesucian Babel. Masyarakat Babilonia mempercayai bahwa sebuah telur berukuran luar biasa telah jatuh dari langit di sungai Efrat dan dari telur ini lahir Dewi Astarte –Easter.

Sementara bagi Bangsa Yunani, telur Paskah adalah simbol bagi Telur Thyphon. Kenapa Thyphon harus dihormati? Sebab Thyphon sebagi monster mitologi Yunani yang terbesar dan terkuat, sementara terperangkap di Gunung Etna (pintu masuk Tartarus) diyakini sebagai penyebab angin topan dan badai di berbagai belahan dunia.

Perihal Kelinci Paskah, konon merupakan lambang kesuburan dan hidup baru dari masyarakat Mesir Kuno. Selain itu, kelinci juga merupakan binatang yang cepat berkembang biak, sehingga kelinci diasosiasikan dengan seksualitas. Bukankah Ishtar juga demikian?


Ah sudahlah, saya sudah capek :D

sumber ilustrasi: redicecreations.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama