Sertifikat Jaminan Pinjaman


[09.09.2021Pagi hari, saat mentari baru saja menyebarkan sinarnya. Rumah keluarga La Capila terdengar heboh. Pasalnya, La Capila sudah rapi jali, sejak setelah subuh.

“Mau seng kemana itu tettanu, narapi kamma?” Tanya La Becce pada anaknya, La Ware’.
“Mana kutau saya amma’, tanyaki’ sendiri tooo….” Jawab La Ware’ lalu kembali asik dengan gawainya.
“Teamako gegere’ dudu deh, mauka’ pergi ke bang pinjang uang.” La Capila muncul dengan mengepit map sambil merapikan rambutnya.
“Gayata’ itu mau pinjang uang, apa mau kita’ jamingkang?” La Becce’ membantu suaminya merapikan ujung bajunya.
“Sertifikat tooo…” Seru La Capila percaya diri.

Mendengar jawaban ayahnya, La Ware’ keheranan.
“Na perasaang sudah kita jamingkang semua sertifikatta’ tetta.” La Ware’ menyela.
“Masih ada to, sertifikat baru inie…” Jawab La Capila.
“Deh, bahayana ini tettanu Ware’, ada sertifikat cokko-cokkonya. Curigaka’ sedding masih ada nasembunyi.” Mata La Becce’ mendelik.
“Ngapa seng nucuriga? Bukang kodong rahasia ini.” La Capila menenangkan istrinya.
“Kenapa pale’ ada sertifikatta’ tidak kutahu?” Suara La Becce’ meninggi, La Capila terdiam.
“Mana itu sertifikat?” Ujar La Becce’ lalu merampas map suaminya.

Begitu berhasil merebut map dari tangan suaminya, La Becce’ menjauh dan segera memeriksa map tersebut. Saat map terbuka dan melihat sertifikat yang akan dijaminkan oleh suaminya di bank, La Becce’ tiba-tiba tertawa terbahak-bahak hingga matanya berair.
“Kenapaki’ amma’?” La Ware’ berusaha memegang tangan ibunya dan ikut melihat isi map. Ketika melihat sertifikat itu, La Ware’ keheranan.
“Sertifikat apa ini, tetta?” Tanya La Ware’
“Sertifikat passing tooo…”
“Sertifikat vaksin, tetta, bukan passing.” Jelas La Ware’.
“Dan sertifikat vaksin tidak bisa jadi jaminan di bank. Hahahahaha….” Kembali La Becce’ terbahak.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama