[01.07.2014] Seikat doa teronggok di kaki
sepi
Mulut mulut sibuk
saling mencaci
Hati hati diliputi
iri dengki
Tuhan memilih untuk
menanti
Oooo, doa doa yang
hampir basi
Penuh gigil dan
pucat pasi
Menanti nasib
dipanjat-pohonkan
Meniti tepi malam
dengan keagungan
Sementara para pengkhotbah
Enggan menengadah
Lebih memilih jadi pendosa
daripada seorang pendoa
Seikat doa teronggok tanpa arti
Mulut mulut masih mencaci
Hati hati terus mendengki
Tuhan memilih untuk tetap menanti
Tags:
Puisi